Selasa, 22 Oktober 2019

Kehilangan Seorang Pahlawan Hidupku "IBU"

Assalamu'alaikum... Baca judul postingan kali ini sedih ea. Yup, sudah kurang lebih 12 hari aku kehilangan sosok pahlawan dalam hidupku yaitu ibu. Tepatnya tanggal 11 Oktober 2019 kurang lebih pukul 15:00 WIB.



Ditinggal seorang ibu seperti mimpi. Mimpi disiang bolong. Kenapa seperti mimpi? Bagiku ini mimpi yang menyedihkan. Ibu yang pagi hari masih berjualan di pasar dan siang ketika aku pulang dari mengajar pun terlihat sehat karena beliau memasak untuk kami.

Kebetulan hari itu Jumat. Di hari Jumat, bapak berjualan pun setengah hari. Aku pulang kerja pun pukul 12 siang sampai rumah. Di hari tersebut, adikku yang kedua kebetulan berkunjung bersama suami dan anaknya. Sedangkan adikku yang ketiga tidak masuk sekolah.

Siang hari sepulang dari Jumatan kejadian memilukan dan mengagetkan tersebut terjadi. Bapak yang menonton televisi tiba-tiba dikagetkan dengan suara ibu yang "pelo". Bapak menjerit dan aku bergegas menghampiri. Seketika itu aku shock. Aku berlari mencari pertolongan untuk membawa ibu ke rumah sakit. Adik iparku bergegas mencari bantuan juga dan mengeluarkan mobil.



Suasana tiba-tiba ramai oleh saudara dan tetangga. Kakiku lemas. Perasaanku tak enak. Karena ketika ibu sudah tak sadarkan diri, tiba-tiba kotoran keluar dengan sendirinya. Ibu akhirnya di bawa ke rumah sakit di daerahku. Aku masih duduk lemas. Dengan mengumpulkan kekuatan, aku menyusul dengan mengendarai motor. 

Suamiku ketika kejadian langsung di telpon oleh mbak yang membantu di rumah. Dalam perjalanan, hatiku sudah was-was. Yup, aku menangis. Di tengah jalan, aku berpapasan dengan suami. Kemudian dia membututiku dari belakang menuju rumah sakit. Sampai di IGD, aku sudah tak bisa berkata-kata. Ibu sudah dipasangi berbagai alat bantu. Deteksi jantung, tekanan darah, oksigen, entah apa lagi yang terpasang.

Perawat rumah sakit memberi kami keluarga pesan agar mendampingi ibu. Aku di sebelah kanan ibu membisiki nama ALLAH. Bapak membisiki ditelingi kiri. Suamiku dan pak dhe membaca YASIN. Aku dan keluarga menunggu keajaiban. Tekanan darah ibu tinggi. Dari 264 ke 300 hingga drop dan akhirnya beliau meninggal dunia.

KAGET... Menangis... Secepat inikah kau meninggalkanku Buk... Aku belum sempat membahagiakanmu. Bahkan, aku masih seperti anak kecil yang selalu kau siapkan makanan sepulang aku sekolah. Ibukku yang selalu berpuasa ketika aku menghadapi ujian. Ibukku yang doanya manjur untukku. Ibukku yang kusayang...



Ibuk maafkan aku jika aku menyakitimu, maafkan segala perilakuku dan cucu-cucumu. Aku ikhlas buk. Hari Jumat, 11 Oktober 2019 KAU panggil surgaku ya Allah. Berikanlah beliau tempat terindahMu, surgaMu.. Ampuni segala dosa-dosanya. Lampangkanlah kuburnya.. Semoga husnul khotimah buk..



Yang menyayangimu, 

putri sulungmu
Linna



Tidak ada komentar:

Posting Komentar