Rabu, 28 Februari 2018

Edukasi sebagai Kunci Kemajuan Bangsa

Rabu, Februari 28, 2018 7 Comments
Ingatkah kita dengan pidato Presiden pertama Indonesia? Ir. Soekarno pernah berpidato, “Beri aku 10 pemuda, maka akan kuguncang dunia”. Jika direnungkan, makna dari pidato tersebut amatlah dalam.  Presiden Soekarno berpidato seperti itu karena ingin memajukan negara Indonesia yang saat itu beliau pimpin melalui tangan-tangan pemuda.

Kemajuan suatu bangsa memang bertumpu pada generasi muda. Generasi muda akan membuat suatu bangsa besar dan disegani oleh dunia. Untuk itu, perlu dukungan dari berbagai pihak agar terwujudnya generasi muda yang mampu membawa kemajuan bangsa. 

Di era milenial ini, tantangan mewujudakan generasi muda yang berkarakter kuat semakin berat. Banyak sekali pengaruh dunia luar yang membuat para generasi muda Indonesia mundur satu langkah dari yang diharapkan. Maraknya konten negatif yang tersebar di dunia maya menjadi salah satu pemicu melemahnya karakter generasi muda saat ini. Selain itu, narkoba menjadi momok paling berbahaya yang menghambat kemajuan suatu bangsa. Untuk itulah, peran edukasi dari orang-orang terdekat sangat diperlukan. 

keluarga (www.pexel.com)


Lingkungan keluarga menjadi tumpuan awal terwujudnya generasi muda yang berkarakter kuat. Orang tua menjadi sekolah pertama bagi para generasi muda. Orang tua mendidik para generasi muda dengan kasih sayang. Generasi muda tersebut akan merekam apa yang diajarkan oleh orang tua. Kasih sayang dan contoh dari orang tua itulah yang akan membangun pondasi karakter dari generasi muda. Karakter kuat akan menjadikan generasi muda tak mudah terpengaruh hal-hal yang negatif. Untuk itu, orang tua harus mengarahkan ke hal-hal positif dan mengenalkan lingkungan yang membawa ke arah kebaikan.

Lingkungan masyarakat menjadi tumpuan kedua bagi generasi muda. Interaksi yang ada di lingkungan masyarakat menjadi kiblat generasi muda bertingkah laku. Di sini, filter dari keluarga amat diperlukan. Keluarga melakukan proteksi agar generasi muda tidak mudah terpengaruh dengan hal-hal negatif. Keluarga menjadi polisi sekaligus teman agar apa yang didapat generasi muda di lingkungan luar dapat disaring. Bekal agama yang didapat akan memperkokoh karakter generasi muda. 

Lingkungan lain yang dapat mempengaruhi cara berfikir generasi muda adalah sekolah. Di dalam pembukan UUD 1945 tertera jelas bahwa untuk membentuk suatu pemerintahan salah satu poin pentingnya adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Hal yang dilakukan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa adalah melalui pendidikan. Pendidikan yang dimaksud adalah pendidikan formal dan nonformal.

Pendidikan Formal (koleksi pribadi)


Pendidikan formal didapat generasi muda dari jenjang pendidikan dasar hingga tinggi. Melalui pendidikan formal, generasi muda memperoleh bekal ilmu pengetahuan berdasarkan kurikulum yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Sedangkan pendidikan nonformal didapatkan sebagai penunjang. Orang tua memfasilitasi agar ilmu pengetahuan yang didapat di pendidikan formal semakin berkembang melalui pendidikan nonformal. Salah satu contoh pendidikan nonformal yaitu kursus atau les. Bakat dan minat anak berkembang  melalui edukasi yang ada dalam lembaga kursus atau les. 

Di kota-kota besar, pendidikan nonformal menjamur dan menawarkan berbagai macam fasilitas yang menarik. Bahkan, ada yang menawarkan tempat kursus dengan konsep mall. Seperti kita ketahui, mall adalah pusat perbelanjaan dengan deretan toko-toko yang tertata rapi. Konsep tersebutlah yang diadopsi oleh EduCenter. 

Pendidikan Nonformal (www.educenter.id)


EduCenter merupakan mall edukasi pertama di Indonesia dengan konsep “one stop excellence of education”. Dengan lokasi yang strategis, dikelilingi 31 institusi pendidikan dan 4 cluster perumahan elit di BSD, EduCenter memiliki tujuan menjadi solusi dari masalah pendidikan anak zaman kini, yakni menghabiskan terlalu banyak waktu dan energi untuk berpindah-pindah dari satu kursus ke kursus lainnya. Seperti layaknya sebuah mall, EduCenter memiliki banyak hal untuk ditawarkan seperti restoran, food court, taman bermain anak, dan tentu saja banyak tempat kursus terkemuka. Apple Tree Pre-School, Uni-SadhuGuna, Farabi Music School, Young Chefs’ Academy, CMA Mental Arithmetic, Shane Learning Centre, Calculus, Flamingo Studio, Wow Art Studio, Far East Education, hanyalah beberapa di antaranya. Dengan konsep yang revolusioner dan terintegrasi, EduCenter memberikan nuansa yang menyenangkan bagi para generasi muda untuk menikmati pengalaman belajar yang sempurna (diambil dari educenter.id).

Dari uraian panjang di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan bahwa edukasi tak bisa lepas dari kehidupan generasi muda. Suatu negara akan maju jika generasi muda memiliki karakter kuat yang terbangun sejak dini. Ditambah dengan pendidikan baik formal dan nonformal yang didapat, niscaya kemajuan suatu bangsa akan terwujud lewat tangan para generasi muda yang berpendidikan dan berkarakter.

Mu’linnatus Sa’dah, S. Pd

#EduCenter #EduBlog #competitionBlog




Rabu, 14 Februari 2018

Sekedar Curhat

Rabu, Februari 14, 2018 0 Comments
Assalamu'alaikum pembaca setia blog saya, sinaujawa.com. Banyak sekali yang tanya ke saya dari mana kok bisa produktif menulis. Padahal, jika melihat pekerjaan saya di sekolahan yang W.O.W, pasti memang mustahil.

Di sekolahan pekerjaan sebagai pembantu Kepala Sekolah bidang Kurikulum memang dilihat tak bisa istirahat. Itu jika tidak bisa membagi waktu. Tapi, Alhamdulillah, 3 tahun menjadi Kurikulum di SMP N 1 Cluwak, saya masih bisa produktif.

Menulis di blog memang jarang, akan tetapi hobi menulis tak hanya lewat media blog. Di tahun 2017 kemarin, masih sempat ikut LKI tingkat Kabupaten meski tidak menang. Masih produktif membuat geguritan. Masih bisa menulis untuk lomba artikel ilmiah PGRI Jawa Tengah, meski ini pun gagal menang. Juga masih bisa menulis di Koran Wawasan. Membuat film bersama anak-anak.



Kok bisa? Darimana ide itu mengalir. Hehe.. jawabannya adalah tetap memotivasi diri agar tidak cepat puas. Jangan mudah mengeluh, Insyaallah nanti ide itu akan mengalir dengan sendirinya. Hobi menulis bukan kumiliki baru-baru ini saja lho.. 

Dulu ketika masih duduk di bangku SMP sudah mulai membuat cerpen. Ketika SMA juga pernah membuat cerpen. Namun, ketika itu masih belum segetol ini. Kegiatan menulis mulai mempengaruhi separuh nafasku ini ketika sudah mengenyam pendidikan tinggi. 

Dulu dekat dengan seorang teman yang hobi menulis, jadi mau tak mau aku juga ikut merasakan aura positif tersebut. Dan saat ini hobi menulis tersebut mendapatkan wadah yang pas. Yup lewat blog inilah apapun bebas terucap. Apalagi, sudah beberapa tahun ini si mbah google memberikan recehannya ke kantongku. Tak seberapa memang yang didapat, mungkin bila hobi ngeblog ini bisa 100% ditekuni, tak mustahil lho bisa kaya Ria Ricis penghasilannya. Soalnya, banyak juga teman yang udah gajian berkali-kali yang nominalnya gajiku 3 bulan. Hehehe........