Selasa, 19 September 2023

Koneksi Antar Materi Modul 3.1 Pengambilan Keputusan Berbasis Nilai Kebajikan

Selasa, September 19, 2023 0 Comments

Assalamu'alaikum...

Saya Mu'linnatus Sa'dah, S. Pd merupakan calon guru penggerak angkatan 8  Kabupaten Pati dari SMP Negeri 1 Cluwak. Pada kesempatan kali ini saya akan memaparkan rangkuman koneksi antar materi dan rangkuman jurnal perjalanan pembelajaran modul 3.1.



Pandangan Ki Hadjar Dewantara dengan filosofi Pratap Triloka memiliki pengaruh terhadap bagaimana sebuah keputusan sebagai seorang pemimpin pembelajaran diambil?

Dalam proses pengambilan keputusan seorang pemimpin harus menjadi seorang teladan seperti salah satu bunyi pratap triloka KHD yaitu Ing Ngarso Sung Tuladha.  Keputusan yang dipimpin oleh seorang pemimpin harus bijaksana dan berpihak pada murid. Pratap triloka kedua yaitu ing madya mangun karso yang memiliki makna bahwa seorang pemimpin harus memberi semangat. Dalam pengambilan keputusan, seorang pemimpin harus tetap mengedepankan semangat atau motivasi untuk menuntun anak. Jadi, dengan seperti itu keputusan yang diambil akan bijaksana. Pratap triloka yang terakhir adalah Tut Wuri Handayani yang memiliki makna bahwa dalam pengambilan keputusan hasil yang diputuskan tepat dan bijaksana, sehingga filosofi KHD yaitu menuntun anak mencapai keselamatan dan kebahagiaan yang seting-tingginya dapat terwujud.

Pengaruh nilai-nilai yang tertanam dalam diri kita, terhadap prinsip-prinsip yang kita ambil dalam pengambilan suatu keputusan

Seorang guru pasti sering menghadapi kasus dilema etika dan bujukan moral. Dan sebagai seorang guru penggerak yang memiliki nilai yaitu berpihak pada murid, mandiri, kolaboratif, reflektif, dan inovatif  dalam proses pengambilan keputusan harus mengedepankan prinsip pengambilan keputusan. Nilai tersebut yang ada dalam diri kita sebagai seorang guru dalam menghadapi suatu dilema etika dapat membantu kita mengidentifikasi, menganalisis, sampai proses pengambilan keputusan dengan bijaksana. 

Bagaimana materi pengambilan keputusan berkaitan dengan kegiatan ‘coaching’ (bimbingan) yang diberikan pendamping atau fasilitator dalam perjalanan proses pembelajaran kita, terutama dalam pengujian pengambilan keputusan yang telah kita ambil? Apakah pengambilan keputusan tersebut telah efektif, masihkah ada pertanyaan-pertanyaan dalam diri kita atas pengambilan keputusan tersebut? Hal-hal ini tentunya bisa dibantu oleh sesi ‘coaching’ yang telah dibahas pada sebelumnya.

Ketika menghadapi suatu permasalahan pada pembelajaran, sebelum kita mengambil keputusan, sebagai seorang guru dapat menerapkan kegiatan coaching (bimbingan). Melalui coaching dengan menerapkan kompetensi inti coaching yaitu kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot kita dapat menggali informasi coachee dengan mengedepankan prinsip kemitraan. Melalui kegiatan coaching tersebut kita dapat mengetahui hal-hal yang bertentangan, fakta-fakta yang ada dilapangan, siapa yang terlibat, hingga kita yakin akan keputusan yang diambil.

Bagaimana kemampuan guru dalam mengelola dan menyadari aspek sosial emosionalnya akan berpengaruh terhadap pengambilan suatu keputusan khususnya masalah dilema etika?

Aspek sosial emosional yang dimiliki oleh seorang guru berpengaruh terhadap proses pengambilan keputusan utamanya pada masalah dilema etika. Kasus dilema etika merupakan sebuah permasalahan yang terjadi ketika kita dihadapkan pada dua pilihan yang sama-sama secara moral benar namun saling bertentangan. Pada posisi inilah aspek sosial emosional diperlukan dalam pengambilan keputusan. Sebagai seorang guru harus dapat mengelola emosi sehingga segala keputusan yang guru ambil berbasis nilai-nilai kebajikan dengan menerapkan 9 langkah-langkah pengambilan keputusan. Sehingga keputusan yang diambil dapat berpihak pada murid.

Bagaimana pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik?

Pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika dapat kembali kepada nilai-nilai yang dianut seorang pendidik dengan cara kita fokus pada masalah yang dihadapi. Permasalahan kasus moral atau etika yang sedang dihadapi akan semakin menumbuhkan empati dan simpati seorang pendidik. Empati dan simpati yang tumbuh membuat seorang pendidik mampu mengidentifikasi dan memetakan paradigma dilema etika. Dengan kemampuan yang sudah terasah tersebut seorang pendidik dapat melakukan pengambilan keputusan sebagai pemimpin pembelajaran dengan lebih bijak. Selain itu pembahasan studi kasus yang fokus pada masalah moral atau etika juga dapat melatih ketajaman dan ketepatan dalam pengambilan keputusan, sehingga dapat dengan jelas membedakan antara dilemma etika ataukah bujukan moral. Keputusan yang diambil akan semakin akurat dan menjadi keputusan yang dapat mengakomodir kebutuhan murid dan menciptakan keselamatan dan kebahagian semua pihak berdasarkan nilai-nilai kebenaran dan kebajikan.

Bagaimana pengambilan keputusan yang tepat, tentunya berdampak pada terciptanya lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman.

Pengambilan keputusan dengan berpegang pada 4 paradigma, prinsip penyelesaian dilema, dan 9 langkah pengambilan keputusan akan mendapat hasil yang bijaksana dan dapat mengakomodir kebutuhan murid. Setiap keputusan yang kita ambil harus tepat dan bijak berlandaskan nilai-nilai kebajikan, keteladanan, bijaksana dan tidak melanggar norma. Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya sesuai dengan filosofi KHD yaitu menuntu anak mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya.

Apakah tantangan-tantangan di lingkungan Anda untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika ini? Adakah kaitannya dengan perubahan paradigma di lingkungan Anda?

Tantangan-tantangan yang saya alami untuk dapat menjalankan pengambilan keputusan terhadap kasus-kasus dilema etika adalah adanya perbedaan pandangan antar guru. Salah satunya adalah ketika memilih paradigma. Perbedaan pemilihan paradigma inilah yang kerap menjadikan tantangan tersendiri. Hal tersebut berkaitan dengan nilai-nilai kebajikan yang dianut sehingga sulit untuk mencapai kesepakatan. Karena sulitnya mencapai kesepakatan, mengakibatkan pengambilan keputusan sedikit membutuhkan waktu yang lama. 

Apakah pengaruh pengambilan keputusan yang kita ambil ini dengan pengajaran yang memerdekakan murid-murid kita? Bagaimana kita memutuskan pembelajaran yang tepat untuk potensi murid kita yang berbeda-beda?

Keputusan yang berpihak pada murid akan berpengaruh pada pengajaran yang memerdekakan murid karena kita berpegang pada nilai-nilai kebajikan yaitu tiap murid unik, memiliki minat, kebutuhan, dan karakter yang berbeda-beda. Dengan pembelajaran yang berpihak pada murid yaitu memperhatikan minat dan kebutuhannya serta menggunakan metode  pembelajaran yang bervariatif, maka pengajaran kita sudah memerdekakan murid. 

Bagaimana seorang pemimpin pembelajaran dalam mengambil keputusan dapat mempengaruhi kehidupan atau masa depan murid-muridnya?

Sebuah keputusan dari suatu kasus dilema etika sangat mempengaruhi kehidupan murid di masa depan. Untuk itu sebelum mengambil keputusan, sebagai seorang pendidik kita harus menerapkan 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan. Sehingga dengan menerapkan tahapan-tahapan tersebut, keputusan yang diambil dapat tepat dan bijaksana berlandaskan nilai-nilai kebajikan. Keputusan yang tepat dan bijaksana tersebut akan sangat berpengaruh pada kehidupan murid di masa yang akan datang.

Apakah kesimpulan akhir  yang dapat Anda tarik dari pembelajaran modul materi ini dan keterkaitannya dengan modul-modul sebelumnya?

Kesimpulan yang dapat saya ambil dari pembelajaran modul materi ini dengan keterkaitannya pada modul-modul sebelumnya adalah sebagai seorang pendidik dan pemimpin pembelajaran, kita harus dapat menjadi teladan, memberikan motivasi, serta keputusan yang diambil harus tepat dan bijaksana sesuai dengan pratap triloka Ki Hajar Dewantara. Keputusan yang kita ambil  harus berpihak pada murid sesuai dengan nilai yang ada dalam diri seorang guru dan pendidik. Nilai-nilai kebajikan  yang kita anut dapat mempengaruhi empati dan simpati dalam menghadapi suatu kasus sebelum kita yakin akan mengambil sebuah keputusan. Keterampilan coaching yang kita punya dapat membantu dalam proses pengambilan keputusan. Melalui coaching dengan menerapkan kompetensi inti coaching yaitu kehadiran penuh, mendengarkan aktif, dan mengajukan pertanyaan berbobot kita dapat menggali informasi coachee dengan mengedepankan prinsip kemitraan. Melalui kegiatan coaching tersebut kita dapat mengetahui hal-hal yang bertentangan, fakta-fakta yang ada dilapangan, siapa yang terlibat, hingga kita yakin akan keputusan yang diambil. Pada posisi inilah aspek sosial emosional diperlukan dalam pengambilan keputusan. Sebagai seorang guru harus dapat mengelola emosi sehingga segala keputusan yang guru ambil berbasis nilai-nilai kebajikan dengan menerapkan 9 langkah-langkah pengambilan keputusan. Sehingga keputusan yang diambil dapat berpihak pada murid. Pengambilan keputusan dengan berpegang pada 4 paradigma, prinsip penyelesaian dilema, dan 9 langkah pengambilan keputusan akan mendapat hasil yang bijaksana dan dapat mengakomodir kebutuhan murid. Dengan landasan tersebut kita dapat menciptakan lingkungan yang positif, kondusif, aman dan nyaman. Sehingga murid-murid dapat belajar dengan baik dan dapat mengembangkan kompetensinya sesuai dengan filosofi KHD yaitu menuntu anak mencapai kebahagiaan dan keselamatan yang setinggi-tingginya.

Sejauh mana pemahaman Anda tentang konsep-konsep yang telah Anda pelajari di modul ini, yaitu: dilema etika dan bujukan moral, 4 paradigma pengambilan keputusan, 3 prinsip pengambilan keputusan, dan 9 langkah pengambilan dan pengujian keputusan. Adakah hal-hal yang menurut Anda di luar dugaan?

Pemahaman saya bahwa kasus yang sering kita hadapi digolongkan menjadi dua yaitu dilema etika (kasus dengan dua pilihan yang sama-sama benar) dan bujukan moral (kasus benar dan salah). Dalam proses pengambilan keputusan kita dapat memilih 4 paradigma yang ada yaitu individu lawan kelompok (individual vs community), rasa keadilan lawan rasa kasihan (justice vs mercy), kebenaran lawan kesetiaan (truth vs loyalty), jangka pendek lawan jangka panjang (short term vs long term). Pentingnya mengidentifikasi paradigma ini, bukan hanya mengelompokkan permasalahan, namun membawa penajaman bahwa situasi yang kita hadapi betul-betul mempertentangkan antara dua nilai-nilai inti kebajikan yang sama-sama penting. 

Selain 4 paradigma, dalam pengambilan keputusan dilema etika terdapat 3 prinsip yaitu Berpikir Berbasis Hasil Akhir (Ends-Based Thinking), Berpikir Berbasis Peraturan (Rule-Based Thinking), Berpikir Berbasis Rasa Peduli (Care-Based Thinking). 

Terakhir pemahaman tentang konsep yang saya pelajari adalah tentang 9 langkah pengambilan keputusan yaitu; mengenali nilai yang saling bertentangan, menentukan siapa saja yang terlibat dalam situasi ini, kumpulkan fakta-fakta yang relevan dengan situasi ini, pengujian benar atau salah, pengujian paradigma benar lawan benar, melakukan prinsip resolusi, Investigasi Opsi Trilema, Buat Keputusan dan lihat lagi keputusan dan refleksikan.

Hal-hal yang menurut saya diluar dugaan adalah bahwa dalam proses pengambilan keputusan dengan berbasis nilai kebajikan ternyata ada tahapannya. Selama ini saya berpikir bahwa pengambilan keputusan hanya didasari pada penggalian fakta-fakta dilapangan, lalu dikomunikasikan untuk memperolah suatu keputusan yang tepat dan bijaksana.

Sebelum mempelajari modul ini, pernahkah Anda menerapkan pengambilan keputusan sebagai pemimpin dalam situasi moral dilema? Bilamana pernah, apa bedanya dengan apa yang Anda pelajari di modul ini?

Sebelum mempelajari modul ini saya pernah menerapkan pengambilan keputusan situasi dilema etika sebagai seorang pemimpin pembelajaran dalam hal ini wali kelas. Yang berbeda dengan setelah mempelajari modul ini adalah saya hanya menerapkan beberapa langkah pengambilan keputusan dari 9 langkah yang ada. Hal tersebut dikarenakan saya belum mengetahui bahwa dalam pengambilan keputusan dilema etika terdapat 9 langkah, 4 paradigma, dan 3 prinsip.

Bagaimana dampak mempelajari konsep  ini buat Anda, perubahan  apa yang terjadi pada cara Anda dalam mengambil keputusan sebelum dan sesudah mengikuti pembelajaran modul ini?

Dampak mempelajari konsep ini sangat banyak. Dalam mengambil keputusan sebelumnya saya hanya menerapkan beberapa langkah seperti identifikasi masalah, siapa yang terlibat, mengumpulkan fakta-fakta, berkomunikasi dengan pihak yang terkait, menyimpulkan, dan terakhir mengambil keputusan. Dan setelah mempelajari modul ini, apabila saya menghadapi situasi dilema etika akan menerapkan 4 paradigma, 3 prinsip, dan 9 langkah pengambilan keputusan dengan mengedepankan nilai-nilai kebajikan.

Seberapa penting mempelajari topik modul ini bagi Anda sebagai seorang individu dan Anda sebagai seorang pemimpin?

Mempelajari modul ini sangat penting. Bagi individu saya lebih berempati, bijaksana, dan mengedepankan nilai-nilai kebajikan ketika menghadapi suatu permasalahan. Dan sebagai seorang pemimpin saya akan menerapkan apa yang telah dipelajari pada modul ini agar keputusan yang diambil tepat, bijaksana berbasis nilai kebajikan sehingga membuat suasana sekolah menjadi aman, nyaman, dan bahagia seperti filosofi KHD yaitu menuntun anak mencapai kebahagiaan dan keselamatan setinggi-tingginya.


Alhamdulillah, demikan rangkuman koneksi antar materi modul 3.1 tentang pengambilan keputusan berbasis nilai kebajikan yang sudah saya buat. Semoga bermanfaat. Salam guru penggerak, "Tergerak Bergerak Menggerakkan".






Jumat, 21 Juli 2023

Forum Berbagi Aksi Nyata Modul 1.4 Penerapan Budaya Positif Melalui Kegiatan OPSI (Operasi Sampah Kita) di SMP Negeri 1 Cluwak

Jumat, Juli 21, 2023 0 Comments

 Assalamu'alaikum,,,, Semangat pagi para pembaca setia blog sinaujawa.com ini. Pada postingan kali ini bu Linna akan berbagi Aksi Nyata yang telah saya lakukan sebagai bentuk implementasi pemahaman dalam mempelajari modul 1.4 program pendidikan guru penggerak angkatan 8 Kabupaten Pati. 

Dok pribadi

Aksi nyata yang bu Linna terapkan ini diberi nama "Penerapan Budaya Positif Melalui Kegiatan OPSI (Operasi Sampah Kita) di SMP Negeri 1 Cluwak". Berikut adalah uraiannya.


LATAR BELAKANG

Murid memiliki kebutuhan dasar yang berbeda-beda. Kebutuhan yang berbeda-beda tersebut rentan terjadinya suatu penyimpangan apabila kita kurang memahami cara memenuhi kebutuhan tersebut. Salah satunya adalah kurangnya kesadaran murid dalam membuang sampah. Sebagai sekolah Adiwiyata Nasional, SMP Negeri 1 Cluwak ingin selalu menciptakan suasana yang aman, nyaman, dan bersih.  Untuk memenuhi kebutuhan murid yang berbeda-beda dan mewujudkan sekolah Adiwiyata yang selalu aman, nyaman, dan bersih, perlu dibuat satu keyakinan sekolah atau budaya positif. Berdasarkan latar belakang tersebut, saya akan membudayakan pembiasaan positif yaitu OPSI (Operasi Sampah Kita). 

 


TUJUAN

  • Mewujudkan sekolah bersih, indah, dan nyaman tanpa sampah
  • Mewujudkan karakter peduli lingkungan, mandiri, dan tanggung jawab


TOLOK UKUR

  • Murid dan seluruh warga sekolah terbiasa membuang sampah yang ada disekitar mereka
  • Tidak ada sampah bungkus jajan di lingkungan kelas ketika jam pelajaran (sampah pada jam istirahat langsung dibuang di pembuangan terakhir oleh yang piket)


LINI MASA TINDAKAN YANG AKAN DILAKUKAN

  1. Minggu 1 = Melakukan koordinasi dengan KS, kurikulum, dan kesiswaan terkait pembiasaan OPSI
  2. Minggu 2 = Melakukan sosialisasi pembiasaan OPSI ke semua guru, tenaga kependidikan, dan murid agar ikut berpartisipasi aktif
  3. Minggu 3 dan seterusnya = Melaksanakan pembiasaan OPSI
  4. Minggu 4 = Guru melakukan observasi dengan mengisi lembar observasi yang telah dibuat
  5. Minggu 5 = Melakukan refleksi dan merencanakan tindak lanjut program pembiasaan OPSI


DUKUNGAN YANG DIBUTUHKAN

  1. Warga sekolah (KS, guru, tenaga kependidikan, murid, penjaga kantin)
  2. Wali murid (komite sekolah)
  3. Sarana prasarana kebersihan (sapu, tempat sampah, kereta sampah)
  4. Lembar observasi


HASIL DARI AKSI NYATA

1. Koordinasi Pihak Terkait

Pelaksanaan OPSI dari implementasi rancangan Aksi Nyata mendapatkan respon yang positif. Kegiatan koordinasi dengan KS, kurikulum, kesiswaan disambut hangat karena program ini memiliki nilai positif bagi murid dan mendukung SMP Negeri 1 Cluwak sebagai sekolah Adiwiyata Nasional.
Dokpri koordinasi Sekaligus Sosialisasi OPSI dengan Guru dan TU

2. Sosialisasi

Sosialisasi OPSI ini saya lakukan untuk seluruh warga SMP baik guru, TU, dan murid. Selain menyosialisasikan program OPSI ini, di dalam kelas saya mengajak siswa untuk berdiskusi membuat budaya positif melalui kesepakatan atau keyakinan kelas.
Dokpri Pembuatan Keyakinan Kelas Sekaligus Sosialisasi OPSI dengan Murid

3. Melaksanakan OPSI


Kegiatan pembiasaan OPSI ini sudah berlangsung selama kurang lebih 5 hari sejak hari pertama masuk sekolah yaitu tanggal 17 Juli 2023. Murid dan guru saling bekerjasama menyukseskan OPSI ini. 
Dokpri murid OPSI setelah Jam Istirahat

Dokpri OPSI saat Pagi Sebelum Masuk Gerbang


4. Observasi


Observasi baru berjalan kurang lebih 5 hari. Selama kurun waktu 5 hari sebagian motivasi murid memang masih kategori motivasi eksternal yaitu melakukan kegiatan karena kewajiban dan menghindari hukuman. Namun, ada beberapa murid yang memang dengan kesadarannya menjalankan OPSI tanpa ada perintah dari guru.

5. Refleksi dan Tindak Lanjut


Kegiatan OPSI ini membawa budaya positif pada seluruh warga sekolah tak hanya murid. Guru pun semangat melakukan kegiatan ini. Maka, untuk tindak lanjut kegiatan OPSI ini dilaksanakan secara rutin dan sebagai program tetap Adiwiyata sekolah.


DESEMINASI / BERBAGI PRAKTIK BAIK BUDAYA POSITIF


Pada sesi ini saya melakukan deseminasi atau berbagi praktik baik budaya positif tentang pemahaman modul 1.4 dan implementasinya. Deseminasi dilakukan secara webinar dengan di hadiri oleh Kepala Sekolah, wakil KS, beberapa guru, PP, dan rekan CGP. Rekaman dapat dilihat di link berikut DISINI

Dok pribadi 


Demikian uraian budaya positif yang sudah saya implementasikan. Semoga bermanfaat. Terimakasih. Salam Guru Penggerak Tergerak Bergerak Menggerakkan.
Wassalamu'alaikum










Jumat, 13 Januari 2023

Garwaku

Jumat, Januari 13, 2023 0 Comments

 Mas,

Aja sayah nggawe aku tresna

Ngguyuku pralambang katresnanku

Kembang iki bakal dadi kaca

Kang tansah ngelingake tresnamu


Pandongaku mas,

Urip bebrayan bebarengan

Nggulawentah titipan kanthi tresna

Nganthi dhewe dadi kaki nini


Cluwak, 13 Januari 2023

Mu'linnatus  Sa'dah, S. Pd