Kamis, 19 April 2018

Pelibatan Keluarga pada Penyelenggaraan Pendidikan di Era Kekinian : Keluarga Terlibat untuk Sekolah Hebat

Perkembangan kemajuan teknologi dan komunikasi tak bisa terelakkan lagi. Perkembangan teknologi tersebut juga berdampak pada pendidikan anak di masa kini. Dampak positif sekaligus negatif yang ditimbulkan akibat perkembangan teknologi dan komunikasi pun mengikutinya. Untuk itu, dukungan serta pendampingan anak diusia perkembangan amat diperlukan.


Data dari Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia (APJII) pada tahun 2017 menunjukkan bahwa penetrasi pengguna internet sebanyak 143,26 juta jiwa. Dari data tersebut, jumlah pengguna internet menurut APJII pada 2016 adalah 132,7 juta meningkat menjadi 143,26 juta jiwa di tahun 2017.


Sedangkan komposisi penetrasi pengguna internet berdasarkan usia sekolah yaitu 13 - 18 tahun  berdasarkan hasil survey APJII di tahun 2017 menunjukkan jumlah 75,50% dari 143,26 juta pengguna internet.  Berpedoman dari data tersebut, bisa kita simpulkan bahwa kehidupan pelajar zaman sekarang tak bisa terlepas dari internet. Mulai dari chatting, membuka media sosial, aktivitas unggah dan unduh, mencari informasi melalui mesin pencari, hingga melakukan aktivitas belanja.


Bahkan, akibat perilaku tersebut, pola pikir generasi zaman kekinian ini pun berbeda dengan generasi sebelumnya. Sebagai contoh adalah pola pikir mereka tentang masa depan. Dahulu, para orang tua generasi ini diusia mereka memiliki cita-cita standar seperti ingin menjadi guru, dokter, polisi dan pekerjaan lainnya yang menginspirasi. Namun, di era kekinian para generasi digital ini memiliki pola pikir berbeda. Akibat perkembangan teknologi dan komunikasi yang pesat, cita-cita mereka pun tak jauh dari yang namanya internet. Generasi digital tersebut bermimpi menjadi seorang youtuber, blogger, vlogger, dan lain sebagainya.

Hal tersebut tak perlu dirisaukan. Namun, maraknya konten negatif dan ujaran kebencian yang ada di internet menjadi rambu tersendiri bagi keluarga. Keluarga merupakan sekolah pertama bagi seorang anak. Keluarga menjadi filter pertama anak dalam memanfaatkan internet. Selain keluarga, sekolah adalah tempat kedua anak belajar sesuatu. Untuk itu, sekolah juga berperan dalam mengedukasi anak memanfaatkan internet secara bijak.

Kedua komponen tersebut yaitu keluarga dan sekolah harus bisa bersinergi menyikapi perkembangan kemajuan teknologi dan komunikasi ini. Keluarga dan sekolah bekerjasama dan bergotong royong menggiring anak menghadapi kemajuan teknologi informasi dan komunikasi ini secara bijak. Berikut adalah bentuk sinergi antara keluarga dan sekolah di era kekinian ini.

Sinergi dalam komunikasi memanfaatkan aplikasi chatting untuk memonitor perkembangan anak 

Kerjasama yang pertama adalah memanfaatkan aplikasi chatting yang tersedia secara gratis dan bisa diunduh kapanpun. Sebagai contoh bentuk komunikasi tersebut adalah pengalaman yang pernah kualami. Siang itu tiba-tiba ada WhatsApp masuk dari bunda si mas. Beliau memberitahu bahwa si mas anak sulungku yang masih duduk dibangku TK B bersitegang dengan temannya karena rebutan mainan. Seketika itu panik melanda. Pertanyaan-pertanyaan menghantui, "Apakah teman si mas ada luka atau bagaimana?". Komunikasi antara Bunda dan aku masih berlanjut. Beliau juga meminta maaf atas kelalaiannya menjaga anak-anak. Semua kumaklumi, karena memang seorang anak seusia si mas emosi masih labil. Semua pun selesai saat itu juga. Aku sebagai orang tua meminta maaf pada Bunda dan juga orang tua dari teman si mas meski luka banyak di anakku.

scren shot WA pribadi

Begitu mudahnya komunikasi antara wali murid dan pihak sekolah di era kekinian ini. Aplikasi seperti WhatsApp membantu komunikasi lebih lancar. Selain itu, Whatsapp juga dimanfaatkan oleh banyak guru melaporkan kegiatan yang dilakukan anak di sekolah. Guru membagikan foto-foto kegiatan bahkan video anak ketika pembelajaran. Tiap hari melalui group WhatsApp kelas, bunda membagikan kegiatan anak-anak kepada wali murid. Apa yang dilakukan oleh Bunda si mas di TK tersebut membantu memonitor perkembangan anak selama mengikuti pendidikan di sekolah. Itulah salah satu contoh bentuk manfaat dari perkembangan teknologi dan komunikasi dalam penyelenggaraan pendidikan.

koleksi pribadi
Penguatan pendidikan karakter untuk menghadapi era kekinian

Karakter adalah nasib. Karakter membentuk nasib seseorang, juga menentukan nasib sebuah masyarakat - Heraclitus

Quote dari seorang filsuf Yunani Heraclitus di atas dirasa benar adanya. Karakter seseorang akan menentukan nasibnya. Untuk itu, pemerintahan sekarang ini mengedepankan pendidikan karakter. Presiden Jokowi bahkan kerap mengutarakan jargonnya yaitu "Revolusi Mental". Upaya merevolusi mental tersebut diawali dari usia dini. Melalui keluarga, karakter seorang anak terbentuk. Karakter anak makin kuat setelah berinteraksi dengan lingkungan sekitar seperti di sekolah dan masyarakat

Di era kekinian ini, pengaruh konten negatif dan ujaran kebencian bisa berdampak buruk pada perkembangan karakter anak. Laman sahabat keluarga Kemdikbud melalui sebuah artikel, memberikan tips agar anak terhindar dari konten negatif. Artikel tersebut berjudul "Cara Jitu Hindarkan Anak dari Konten Negatif Gawai". 

Diena Haryana yang merupakan penggiat perlindungan anak dari SEJIWA memberikan setidaknya 10 solusi jitu agar anak terhindar dari konten negatif yang ada di dunia maya. Kesepuluh solusi tersebut dijelaskan secara rinci dalam artikel tersebut.

Selain 10 cara yang dikemukakan oleh Diena Haryana, berikut adalah cara yang bisa digunakan oleh keluarga dan sekolah untuk memperkuat karakter anak di era kekinian ini.

1. Memberikan pondasi agama yang kuat.
Memberikan bekal agama pada anak adalah hal yang utama dan pertama. Pondasi agama yang kuat akan membantu anak terhindar dari pengaruh negatif yang merajalela di era kekinian ini.


2. Membiasakan melakukan kebiasaan yang baik.
Melakukan kebiasaan baik harus dilakukan oleh keluarga dan sekolah. Salah satu kebiasaan baik di rumah adalah membiasakan bangun tidur tepat waktu dan membantu pekerjaan rumah. Kebiasaan baik di sekolah contohnya adalah kegiatan sholat berjamaah, piket kelas, dan masih banyak lagi.

3. Menanamkan sikap menghargai antar sesama.
Menanamkan sikap menghargai antar sesama amatlah penting. Dalam lingkungan keluarga, orang tua membiasakan agar anak mau berbagi dengan saudara, dan memberikan ucapan terima kasih apabila mendapatkan sesuatu atau maaf jika melakukan kesalahan. Di lingkungan sekolah, sikap menghargai antar sesama dapat menghindari dari kasus bullying.

Memanfaatkan media sosial untuk mempublikasikan karya anak di sekolah

Pelibatan keluarga pada penyelenggaraan pendidikan di era kekinian dapat dilakukan dalam kegiatan-kegiatan yang ada di sekolah. Sekolah biasa mengadakan kegiatan rutin seperti pentas seni yang menampilkan ekstrakurikuler anak.

Foto Bersama Wali Murid dan Anak Sebelum Pentas Ekstra Marching Band
Penampilan ekstrakurikuler merupakan ajang publikasi kemampuan anak selain mata pelajaran. Sekolah biasanya mempublikasikan kegiatan tersebut melalui media sosial. Sekolah memamerkan keharmonisan yang tercermin antara anak dengan orang tua dan orang tua dengan sekolah.

Manfaat Pelibatan Keluarga

Tiga kerjasama antara keluarga dan sekolah di era kekinian di atas merupakan sedikit dari banyak solusi yang ada. Pelibatan keluarga dalam penyelenggaraan pendidikan begitu pentingnya. Lalu, apa manfaat keluarga terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan? Tentu saja banyak manfaat yang bisa diambil dari kerjasama antara keluarga dan sekolah. Manfaat yang keluarga dapat jika mau terlibat dalam penyelenggaraan pendidikan anak di sekolah adalah:

  • Agar lebih memahami program sekolah.
  • Agar dapat menyelesaikan kegiatan anak di rumah.
  • Agar dapat memberikan masukan untuk kemajuan sekolah.
  • Agar dapat mengikuti kemajuan belajar anak dan memberikan dukungan untuk kemajuan anak.
  • Agar bisa membantu mengatasi berbagai permasalahan yang dihadapi di sekolah


http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/512/1/OrtekPenerimaBantuan2016.pdf
Pelibatan keluarga pada penyelenggaraan pendidikan di era kekinian ini akan menyetak generasi yang kuat dan hebat. Selain itu, dampak dari kerjasama keluarga dan sekolah bagi para generasi kekinian ini adalah mereka akan tumbuh dan berkembang di zaman digital dengan memanfaatkan perkembangan TIK secara bijak. Keluarga terlibat untuk sekolah hebat.

#SahabatKeluarga




Bahan Bacaan

https://www.anneadzkia.com/mendidik-karakter-anak-pentingkah/

https://www.apjii.or.id/

https://sahabatkeluarga.kemdikbud.go.id/laman/?r=tpost/xview&id=4717

http://repositori.perpustakaan.kemdikbud.go.id/512/1/OrtekPenerimaBantuan2016.pdf

Tidak ada komentar:

Posting Komentar